Wednesday, January 6, 2016

RANDOM CONVO WITH RANDOM KONCO

Gue akan memberi tahu kalian 1 hal menakutkan dan sedikit mengagetkan. (Yang punya penyakit jantung, kanker paru-paru, alergi boraks serta cacar air, mending keluar dari blog ini sekarang juga sebelum penyakit anda bertambah parah, atau jika anda punya harapan untuk sembuh, teruslah membaca.)

Oke, kalian siap?

Siapkah kau 'tuk jatuh cinta lagi? ~ #salahfokus

HARI INI ADALAH HARI PERTAMA SEKOLAH SETELAH LIBURAN NATAL-TAHUN BARU YANG AGAK SEDIKIT PANJANG (ANJRIT, CUMA 2 MINGGU.)

Sialan.

Kita sama-sama tahu bahwa adaptasi untuk sekolah seperti biasa setelah liburan yang amat agak sedikit panjang adalah hal yang paling menyebalkan daripada nasi keras. Apalagi, hari pertama langsung belajar seperti biasa tanpa embel-embel perkenalan dan pulang pagi lebih dulu.

Kita sama-sama tahu bahwa itu melakukan tindakan semacam itu kepada murid-murid SMA unyu adalah perbuatan yang agak taboo.

Kita sama-sama tahu bahwa kita sama-sama ragu, tapi ada-ada saja yang membuatku yakin padamu. ~ #salahfokusjilid2 #gagalmoveon

Tapi, mau diapain juga sekolah nggak bakal peka sama kode murid yang pengennya pulang pagi pas hari pertama.

Kalo diibaratkan sama cowok dan cewek, mungkin guru-guru itu ceweknya, murid-murid itu cowoknya, yayasan itu ortu dari si cewek. Intinya, sekolah tergabung antara orang yayasan dan guru-guru di mana mereka ada di kubu cewek, dengan kata lain, THEY'RE ALWAYS RIGHT. Sedangkan murid-murid? Ye ileh, ngikut aje kite mah.

Seperti yang kalian tidak tahu, gue setiap hari pulang dianterin sama orang paling setia yang pernah gue kenal di mana dia akan selalu menunggu gue dengan keringat yang membasahi lehernya di perempatan jalan toko tiga.

Sayangnya, di udah beristri. Mungkin kalo dia om-om yang biasa main kasino, gue mau pacarin. Kelihantannya, dia lebih jago main bekel. Gue alergi biji bekel, bisa bikil gatel, sih.

Omong-omong, angkot yang gue naikin itu angkot nomor.... (ada, deh.) #KayakAdaYangMauTahuAjaLin

Kalian pernah naik angkot, gak? Kalo misalnya pernah, biasanya duduk di mana? Kalo gue sih, tergantung sama emak-emak yang ada di sana. Kalo gue disuruh geser sampe ke ujung, ya gue nurut. Kalo dia suruh gue lebih baik duduk di atas, gue juga nurut, lagian di sana adem dan gak perlu desak-desakan. Kalian bisa menguasai oksigen semau kalian di sana! HAHAHAHAHAHAHA.

Emang sih, sekarang banyak issue-issue tertentu yang bikin naik angkot jadi sesuatu yang menyeramkan dan me-naboo-kan, gara-gara ada banyak pemerkosaan (jiwa), perampasan (ingatan masa lalu), serta kadang suka terjadi penculikan (hati) di angkot. Bukannya masuk koran, malah masuk jadi salah satu cerita di official Line@ account, di mana pemerkosa, perampas, dan penculik serta yang diperkosa, yang dirampas, dan diculik tidak melapor polisi atas pelecehan yang mereka terima, tapi malah jadi saling sayang. Uh.

Gue rasa gue lagi nge-lag. Firasat gue, mulai basah, nih. (Kepala gue maksudnya, basah gara-gara keringet.)

Oke, lanjoot.

Gue sih saranin kalian buat jangan sendirian kalo naik angkot. Kalo misalnya emang ada temen yang kebetulan naik angkot yang sama, ya kalian bareng aja. Siapa tahu nanti naik pelaminannya juga bareng. UUUUUUh.

Gue sendiri biasanya naik angkot sama temen gue. Sayangnya, dia sesama jenis. Orangnya yang kemarin yang nulis cerita saiko itu. (Astaga, kelihatan dah temen gue cuma dia doang. Itupun bayaran. Hadeh. Bayaran dia kemaren udah masuk belom, ya?)

OKE, FOKUS.

Kebetulan, tadi kami punya percakapan menarik yang bisa gue bagi di sini. (Sekalian, gue mau nanya pertanyaan penting yang mungkin akan mengubah hidup gue.) Dan ini semua berawal dari:

Waktu SMP, guru Bahasa Indonesia gue (BTW DIA MIRIP VIN DIESEL, sama-sama botak.) pernah bilang kalo misalnya:

"Kalian itu kalau mau pacaran pertama kali cocoknya jangan sekarang. Waktu SMA paling pas. Selain belajar menghargai pasangan, mental kalian juga diuji. Khususnya yang cowok."

Setelah pak guru ngomong begitu, (waktu SMP) gue jadi berniat buat pacaran pas SMA.

Sekarang gue udah SMA.

Apa yang terjadi?

Setelah tahu kalau bisa aja apa yang selama kita pikir rasa suka itu cuma sekadar penasaran doang, gue jadi sangsi sama diri gue tiap ngelirik ada yang baik, ganteng, serta anak pemilik perusahaan genteng. Gue bahkan nggak kepikiran sama sekali buat melepas status jomblo gue yang berharga ini sekarang. Gue dan teman gue satu itu juga tahu kalau SMA cuma hadir sekali dalam lingkaran kehidupan kita, dan setahun lagi kami bakal lulus. Mungkin tanpa pengalaman percintaan sama sekali.

Lalu, apa karena nggak pernah pacaran kita bakal jadi perawan tua yang nggak tahu caranya bergaul sama cowok? Astaga, itu lebih serem dari ketelak nasi keras.

Setelah itu, gue yang anaknya penuh antisipasi akan segala sesuatu bertanya, "Jadi biarawati gaul tuh boleh nggak, sih? Maksudnya tuh, yang bener-bener gaul. Yang tahu artis zaman sekarang, yang kalo ngomong pake gue-elu, yang mungkin nonton stand-up comedy, yang tahu cara main Instagram, Path yang bener. Pokoknya, nggak gaptek."

Iya, gue antisipasi mau jadi biarawati aja, daripada jadi perawan tua. Heleh.

Terus teman gue membalas, "Dosa lu kebanyakan buat jadi biarawati."

Sialan. Pupus sudah antisipasi gue.

TAPI GUE BENERAN PENASARAN.


Penuh rasa penasaran,

Theniarti Ailin

No comments:

Post a Comment