Thursday, December 31, 2015

Review Abal-Abal #2

Kalian tahu apa?

Gue sekarang tuh punya 
P
A
C
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
K
Coi.

Iya, packcoi. 

Apa sih, Lin?!?

Barusan, gue search di google "TIPS BAPER" dan gue shock blogpost gue tempo hari yang gue tulis di saat tengah malam itu ada di laman pertama google.

Ya, gue shock berat. 

Gue ini anaknya emang suka pamer dan lebay, tapi bodo amat apa kata orang. Karena, mereka tidak lebih dari gue yang pinter amat.

Ya, gue emang gitu anaknya,

imut. 

Jadi, gue mau terima kasih ke orang-orang yang udah meluangkan waktu cuma buat baca tips baper dari gue yang jelas-jelas (gak) jitu sama sekali. Makasih! 

*hormat kepada senpai-senpai*

Btw, yang merah-merah itu ceritanya cap bibir.
Yang kuning-kuning itu bintang yang bersinar. (bukan tokay ngambang)

ANYWAY, 2016 udah mau mulai dan gue masih tidak bertumbuh besar (tingginya) dan bulat (matanya). Padahal, gue udah makan banyak wortel, kentang goreng, dan diet coke. Gue memang calon nutrisionis yang baik. Hehehe.

#dontjudgemeguys #justsaying #nohatepls #sparelove #lovewins 

ANYWAY, gue kemarin baru aja nonton film Single (check trailernya, nonton filmnya! #promosiinfilmorang #kaliajanantidisuruhsyuting #filmsinglekedua), yang baru dirilis 17 Desember lalu. Gue nonton di salah satu Mall termahal di Jakarta. Selain mahal, mall-nya juga gede. Sampe ada barat sama timur segala. Bioskopnya pun bisa dipake buat foto-foto OOTD, bro.
Noh mantep kan
Iye, ngambil di google
Ya, tebak sendiri ya gue nonton di mana! :p

Karena gue anaknya nggak pernah bener kalo "pakai baju", jadi gue nggak pernah yang namanya foto OOTD. Kalau ke Mall, gue pakai pakaian macem gembel. Kaos + Jeans belel + Crocs + Ransel yang gue bopong di punggung. Kalo nggak kayak gitu, gue pake rok selutut + kaos rombeng + sneakers + ransel. Gue sebenarnya mengharapkan sesuatu yang 'hipster abis' tapi jadinya malah 'lah kok autis'. Ya, kecewekan gue emang kadang diragukan. Tapi, gue beneran cewek kok!

Oke, sebelumnya gue mau bilang sesuatu yang penting. Jadi, gue nonton film SINGLE  dengan 2 sepasang kekasih dan 2 ORANG SINGLE. 

Dan 2 ORANG SINGLE tersebut duduk di tengah-tengah 2 pasang kekasih saat menonton film SINGLE. Ya, bodo amat, gue emang alay.
Silahkan tebak sendiri yang mana yang masih single.

Duduk di restoran, nggak beli apa-apa. Dan kami senang. #yOlOcoy
Sebelum nonton, kita berenam lapar dan akhirnya memutuskan buat makan di salah satu restoran Jepang di sana, yang nama restorannya agak jorok itu. Ada tei-teinya. 

Di sana, gue memesan makanan yang meunurt gue rasanya... hm, kalian nilai sendiri ya bagaimana rasanya. Berikut tampilannya:

Oyako Ju!
KETERANGAN:
Hitam dan merah adalah motif mangkoknya.
Warna coklat melambangkan keempukan ayam-ayamnya.
Warna hijau entah apa gue juga nggak ngerti, tapi tetep gue makan.
Kuing artinya telor.

Menurut gue rasanya kayak nasi sama ayam sama telor ceplok biasa. Lo bisa bikin ini sendiri, dengan porsi yang lebih banyak tentunya! Gue saranin sih lo ke restoran ini, dan tanya langsung sama chefnya bahan dan step-stepnya apa aja. Biar lebih mirip rasanya! Mantap, bro!

Udah gitu, gue disuruh ambilin sashimi dari sushi bar. Gue nungguin di pinggiran lamaaaa banget sashiminya kagak muncul-muncul, udah kayak nungguin jodoh sama angkot dah. Akhirnya gue minta mas-mas (ganteng) ambilin tuh sushi.

Oh ya, sushinya juga ukurannya terbilang agak mini dengan harga yang mega. Jadi, agak kurang puas gimana gitu makannya. Hehehe.

Sotoy lo, Lin!!!!

Oke, lanjut. Balik lagi ke film Single tadi, gue pengen menceritakan pengalaman gue nonton itu.

Filmnya bergenre Comedy, seperti biasa yang emang udah bidangnya om Raditya Dika. Yang bikin filmnya sama kayak film om yang lain adalah, peran om sama-sama nggak berani ngomong sama cewek. Nerpeous. Terus selalu dibantu sama temen-temen yang sarannya yang ngaco. Tapi, serunya sih di situ. Di tiap film, karakter temen-temen om itu beda-beda. Bikin film om jadi unik.

Kayak di film ini, ada Victor sama Wawan. Yang satu takut setan, yang satu takut ngelepas ceweknya. Terus peran abang yang takut sama cewek. Kalian bertiga punya tiga kesamaan, takut. Walaupun objeknya beda-beda, menurut gue hal-hal sepele kayak gitu yang bikin kalian saling melengkapi satu sama lain.

Nggak hanya itu aja, film ini juga terlalu nyata buat gue. Selama nonton, hati gue selalu menunjukan tanda-tanda kayak, "AAAAGH! RELATABLE!!!!" Misalnya di scene-scene terakhir si om ada bilang kalo, "..sebego-begonya lo, harus bisa bedain rasa suka sama penasaran doang." 
Di situ, gue mikir keras. Apa selama ini gue cuma penasaran aja? Gimana cara bedainnya? Gue yakin nggak cuma gue doang yang punya pertanyaan-pertanyaan semacam itu.

Ada juga pertanyaan yang mengalir terus sepanjang film, kayak gini misalnya:

"Mending mana? Jadi single tapi bebas atau punya cewek tapi dikekang?"
"Mending mana? Jadi single tapi bebas atau punya cewek hasil dijodohin ortu?"

Pertanyaan-pertanyaan kayak gitu bikin gue jadi merenung. Jadi single, bebas, no rules. Tapi, sendirian. Pacaran, enak berduaan, tapi kalo nggak bebas? Masing-masing punya kekurangan dan kelebihan yang dijadiin bahan dilemma nggak hanya buat mereka bertiga, tapi juga buat para penonton.

Scene favorit gue sih pas si om mau minta maaf sama kedua temen-temennya ketika mereka abis marahan. Entah kenapa, cara minta maaf si om bener-bener out of the box!

Sekian review abal-abal kali ini, gue harap gue nggak sok-sokan ngerewiew ngereview lagi. Amin


Salam Single Satu Suro,
Theniarti Ailin

Monday, December 28, 2015

Pertemuan Pertama

HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHHAHAHAHHAHAHHAHAHHHHHHHHHHHHHHHHHHAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA.

Apaan sih, Lin.

Ngomong-ngomong, gue pengen ganti theme blog gue, nih. Yang ini terlalu girly. Doeh.

Pengen ganti jadi yang gothic, gue anaknya imut.
Pengen ganti jadi yang vintage, 6u3 anXnY tRlL4Lu ga0L.
Pengen ganti jadi yang lovey dovey, jomblo.
Pengen ganti jadi yang ada kucing cute sama anjing cute, entar berantem.
Pengen ganti jadi dinosaurus, entar gue dimakan.
Pengen ganti jadi daon-daonan, ntar blog gue jadi utan.
Pengen satuin aku sama kamu, eh kamu sukanya sama dia.

Eh, salah.

ANYWAY, gue gagal nulis blog sebulan 4 kali. ANYWAY lagi, gue suka martabak. Kirimin dong.

Oke, semakin tua, gue semakin suka ngelag otaknya. Apa sih mau otak ini?!?! Apa harus kupecahkan gelas biar gaduh? Lompat-lompat sampai lotengku rubuh, hah!?!?!

Maaf. Gue emang terlalu berkualitas anaknya.

ANYWAY LAGI,
qeren qan e'dithan wa

Semoga natal kali ini membawa jodoh  damai bagi kita semua yang merayakan ataupun tidak. Semoga gara-gara hari natal sama hari maulid nabi gak ada jaraknya, kita semua bisa bersatu padu menjunjung tinggi Indonesia dari Sabang sampai Merauke berjajar pulau-pulau, yea.

Btw, "cuk" itu nggak selalu kasar, lho. Kayak nenek-nenek atau aki-aki kalo ucapin selamat natal ke anaknya punya anak kan pasti ngomongnya gitu, "met natal, cuk." Jadi, anggep aja gue nenek-nenek.

Ngomong-ngomong soal nenek-nenek, waktu gue ke gereja kemaren, (sendirian, seperti biasa) ada cici-cici gemes duduk di sebelah gue. Tiba-tiba, pastur umumin di depan podium kalo misalnya yang dateng bareng keluarga harap duduk di depan.

ASTAGA GUE KETEKEN PUBLISH.

Oh, iya. Gue lupa bisa diedit lagi.

Oke, fokus.

Lalu cici-cici gemes itu ajak gue ngomong, "Ci, datengnya sendirian aja?" Lalu, dengan mata melotot dan bibir maju mundur, gue berkata "LO GAK LIAT GUE CUMA SENDIRIAN, HAH? PUNYA MATA GAK, SIH LOOOE?!?!?!"

Nggak deng, gue cuma ngangguk-ngangguk sambil senyum kegirangan karena gue dinotice senpai.
Awalnya, gue nggak sadar kalo gue dipanggil "CI", satu kata yang memancarkan ketuaan seseorang.
Terus, karena dia sudah rela membuang-buang waktunya untuk menyapa orang seperti gue, gue nengok sebentar buat liat mukanya dia bentuknya kayak apa. Dari situ, gue bisa berasumsi bahwa tuh orang lebih tua dari gue.

LALU, dia ajak ngomong gue lagi. "Ci, kayaknya kertas misanya beda deh, ci. Kita berdua aja, ya."

DEG! Gue sadar, ternyata dari tadi dia manggil gue "CI", terus gue sangat-sangat merasa tua sekali.
Lalu, selama kebaktian, tiap ada kesempatan buat berdoa, bahkan pada saat doa umat dan disuruh 'sebutkan ujud doa masing-masing', gue memohon kepada Tuhan untuk membuka mata cici-cici gemes ini agar sadar bahwa gue masih SMA kelas 2.

Sampai akhirnya, percakapan kita seperti ini:
Keterangan: ccG (Cici Cici Gemesh)
TMCGIDW: The Most Cute Girl In Da World aka aku dong.

ccG : Cici tinggal di mana?
TMCGIDW : Aku di... um.. di belakang GM.
ccG : Oh! Pembangunan, ya?
TMCGIDW : Bbbbbbukan.. Aku di um.. Han..ur*.
ccG : Oh, di situ! Naik apa?
TMCGIDW : Naik angkot 41 hehe.
ccG : Oh, iya! Dia lewat hanura, ya!
TMCGIDW : Hehehe, iya.
ccG : Emang cici wilayah berapa?
TMCGIDW : Aku... Luar paroki. Harusnya di BHK.
ccG : Oh, gitu. Kok bisa ke sini?
TMCGIDW : KARENA AKU SEKOLAH DI SINI.

Di situ, gue merasa senang karena akhirnya terungkap juga kalau gue masih(imut) SMA 2. 

Dan yang lebih mengejutkan adalah, dia kaget gue masih SMA 2 karena gue terlihat sangat tua. (Cici-cici gemes ini bilang kalo muka gue dewasa. Astaga, Tuhan.) 
IYA CI, MUKA SAYA EMANG TUA DARI LAHIR.
WAKTU BAYI AJA MUKA SAYA UDAH MIRIP SAMA MAMANYA JUPE.
GIMANA SEKARANG.

OKE AMIT-AMIT GUYS, GUE GAK SETUA ITU OK.

Lalu, dia nanya-nanya, apakah gue kenal si dia, si doi, serta si anu. Terus gue jawab kenal. Wow, sempitnya dunia. Kayak, cici ini bisa kenal sama mereka semua. WOW.

Lalu, kami berpisah di dekat pintu keluar. (WIDIH UDAH KAYAK EPILOG NOVEL ROMANS YA HUAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHahaha.ha.)

Dan ya,
.
.
.
 . 
CERITA YANG TADI EMANG NGGAK ADA HUBUNGANNYA SAMA NENEK-NENEK.

Ada cerita lagi yang membuat dunia ini jadi makin tambah sempit.

Sabtu malam kemarin, gue sama mama gue lagi liat-liat album jadul masa muda mak gue. Terus, tiba-tiba gue teringat akan sesuatu. Hmmm.

Di suatu pagi yang cerah, Ailin membuka timeline Instagramnya. Ketika sedang asik ngescroll-ngescroll, ia melihat salah satu anak Teater yang pernah menggantikan Kak Ivan sebagai pelatih teater di sekolahnya mengunduh sepucuk foto, Kak Jawir.

Lalu, Ailin membetulkan kacamatanya yang sudah turun ke bagian atas mulutnya. Melihat di foto itu ada tulisan "Kebayoran Lama" membuat ia flashback sebentar karena Ailin menghabiskan masa kanak-kanaknua di sana.

Terlintas dalam benaknya, "Jangan-jangan mama gue kenal lagi sama si Kak Jawir." Namun, ia berlalu dan menganggap bahwa pemikirannya tidak masuk akal.

Akhirnya, karena gue masih nggak tau jawaban pastinya, gue tanya mama. "Ma, tau kan gang Li** di mana? Jangan-jangan mama kenal lagi sama pelatih teater yang pernah gantiin kak Ivan."

Mama gue jawab, "YA ELAH! TAU LAH GANG LI** MAH! ITU KAN TERKENAL SAMA RUMAH SAKITNYA! MASA ANAK KEBAYORAN LAMA GAK TAU GANG LI**! gAK ABDOL!"

Terus, kalo nggak salah, gue pernah ketemu sama Intagram mama-nya Kak Jawir. Gue kasih liat foto mamanya dan mama gue langsung teriak keras-keras,

"ASTAGA! ITU MAH SI ***** sama SUAMINYA, SI ******!!! TEMEN MAMA ITU, MAH! KEMAREN AJA ANAKNYA BARU NIKAH YANG PERTAMA, TERUS MAMA DATENG KE NIKAHANNYA JUGA LAGI."

Mama gue napas bentar, terus teriak lagi,
"OH DI ALBUM MAMA ADA FOTONYA KOK! NIH!" *lalu gue dikasih liat foto mereka berdua*

Terus, gue teriak juga karena nggak enak sama mama gue, dia teriak sendirian. Hehe.

Kalo ketemu pertama kali sama seseorang, apa yang ada di pikiran kalian? Pasti ada jutaan dugaan yang ada di otak kalian, kan? Kayak misalnya:

GUE TAU NIH, DIA PASTI TUKANG COPET!
GUE TAU NIH, NI ORANG SERING NGEGELAYUTAN DI RAGUNAN!
GUE TAU NIH, ORANG MACEM DIA SUKA GIGIT ORANG!
GUE TAU NIH, NI COWOK DIJAMIN NGGAK CUKURAN 5 BULAN 3 MINGGU 4 HARI.
GUE TAU NIH, DIA JODOH GUE!

Eh, salah.

FIRST IMPRESSION kita ke orang, juga sebaliknya nggak selalu sama dan sesuai ada yang ada di pikiran kalian. Mungkin, bisa aja orang yang kalian pikir maling, ternyata dia pastur senior di gereja kalian.


CONCLUSION:

DUNIA EMANG SEMPIT, TAPI AJAIB.
KALO LO SAKIT, COBA PERGI KE TABIB.

#apasih

Penuh Kecupan Basah dan Manja,

Theniarti Ailin

Monday, December 14, 2015

Khayangan

Halo, namaku Pango. Ibuku yang memberi nama itu, mungkin karena ia selalu menggunakan kecap Bango setiap kali memasak. Aku adalah seorang perempuan. Ya, mungkin kau terkejut, semua orang begitu setelah mengetahuinya.
Tiap kali aku mendengkur, ibuku selalu menemukanku sedang tidur dengan posisi khayang. Ia selalu membangunkan aku lalu mulai memaki-maki, katanya bisa cepat mati bila sering tidur khayang, entah mitos itu ia dengar dari mana. Namun makian tersebut malah membuatku semakin menjadi. Aku jadi sering tidur tengkurap dimana-mana, bahkan di tempat yang tidak seharusnya, dan itulah awal mula permasalahan hidupku terjadi.
Aku sedang berjalan di trotoar ketika aku mendengar suara decitan mobil jazz yang tak kusangka isinya kosong. Aneh, kan? Anehnya lagi, tak seorang pun di sekitarku menyadarinya, mereka tetap berlalu-lalang begitu saja. Yang lebih mengagetkan lagi, aku sedang khayang sambil makan es krim rasa peanut butter di situ. Dan, ya, orang-orang sekitarku tidak menyadarinya.

Setelah itu, dari balik pantatku, aku melihat seorang lelaki jantan sedang berjalan ke arahku. Ia bertanduk, setidaknya itu yang kulihat walaupun buram. Seandainya saja aku mengenakan kacamata sekarang. Tanduknya bercabang dua. Ia berjalan ke arahku lalu berseru, "Hey, gadis manis!" Aku segera kembali ke posisi berdiri dan dengan malu-malu menyahut, "Hehehe," Awalnya, aku hendak bertanya siapa Si Kurang Ajar ini, tapi hanya tawa yang keluar dari mulutku. Itu bukan diriku. Lantas, siapa yang barusan mengendalikan suaraku?

Aku bengong sesaat. Ternyata, itu adalah suara kucingku. :P

Eh, tunggu. Sejak kapan aku membawa Miki ke toko es krim?

Lelaki itu akhirnya angkat bicara, "Hey, ayo kita ke hotel."
Aku melongo. Apa-apaan dia datang dan langsung mengajakku ke hotel, dikiranya aku perempuan murahan apa? Namun, akhirnya aku mengiyakan ajakannya. Ini semua begitu ganjil dan hari ini aku seperti bukan aku. Pango biasanya tidak akan mengambil resiko merepotkan seperti ini.

Kami sampai di hotel pukul 8 malam. Lelaki itu pamit untuk memesan kamar di resepsionis, aku memilih untuk duduk di sofa. Lalu, aku sadar bahwa Miki memang tidak ikut dengan kami ke Hotel, maupun ke toko es krim. Aku bahkan tak ingat sejak kapan aku berjalan di trotoar itu dengan es krim.

Astaga. Aku ingat sekarang. Ya, aku ingat. Aku sedang mengendarai mobil, berdua bersama Miki. Saat itu aku sedang menuju sebuah toko es krim terkenal yang baru buka sambil mengetik SMS balasan untuk ibu. Setelah itu, semua terjadi begitu cepat. Bunyi decit mobil, es krimku tumpah, Miki mengeong keras seolah meminta pertolongan, darah, banyak sekali darah, lalu gelap.

Lelaki itu kembali. Kali ini aku yakin dengan tanduk di kepalanya. Ia menengok ke arah sebuah kamar gelap dengan teriakan dan jeritan di dalamnya. Ia menjulurkan tangan lalu berkata dengan suara berat dan seringai yang menakutkan, "Sudah siap, Pango?"

FIN.

P. S: Gue tulis ini berdua sama Yessica, tanpa plot atau apapun, tapi dia yang bikin endingnya. Yha. Dia emang saiko.

P.S lagi: gue cakep ya.

P.S lagi lagi: jangan mau sama Yessica, dia kayak... ew.

P.S lagi lagi lagi: Yang di atas fitnah semua, tks. ((Yessica))

Cie, bingung.

Salam Cabe,
Theniarti Ailin
Yessica Chandis

                                                                     BONUS
ini Yessica. yha, dy mank jeleq