Thursday, June 14, 2018

Saya, Tidak Sebaik Itu

Seperti biasa, janji untuk produktif di blog ini adalah wacana. Karena, tidak seperti konsep-konsep di blog lain yang menghadirkan banyak konten berguna, blog ini dikonsep sang penulis untuk menjadi sebuah portal tak informatif (apalagi edukatif), tak produktif, dan negativisme-negativisme lainnya.

2018 udah mulai mengalir. Sayangnya, alirannya terlalu deras, mata gue jadi ketutupan dan sukar melihat dengan jelas. Yang gue tahu, aliran itu akan bermuara di laut, entah di laut mana.

Tahun ini penuh dengan kejutan, dari yang bikin gue kaget banget sampe hampir pingsan karena denger kabar beritanya. Iya, gue makin alay salah satunya.

Salah satunya lagi, gue lolos seleksi jadi anggota radio kampus. Sekarang, udah berjalan 5 bulan dan gue masih tetap kaget.

Bukannya nggak bersyukur, gue cuma nggak nyangka sama sekali. Hati gue sering banget bertanya-tanya, "Seleksi seketat ini, apakah mereka mungkin salah nama, ya? Ketuker mungkin gue sama Taylor Sutimah Sekar..." 

Well, let me be honest.

Sebenarnya, gue sama sekali nggak siap buat keterima. Dimulai dari tahap formulir, wawancara, dan lolos sampai tahap paling akhir. Semuanya terasa sulit, lalu gue sempat berpikir, "Sebenarnya, gue ini harus bersyukur atau khayang 180 derajat atau lompat dari bahtera rumah tangga Inul, ya..."

Ibarat lo sakit perut, ngebet pengen poop, tapi sebenernya nggak pengen-pengen amat. Jadi, nanti lu jatuhnya cuma keluarin kentut. Gue takut kalau dengan ketrimanya gue, kerja jadi nggak maksimal.

Apalagi, kebiasaan gue yang belum juga hilang: menunda pekerjaan sampai mepet. Entah kenapa, kalo mepet malah jadinya banyak ide yang berseliweran gitu, lho. Penyakit apa berkah sih ini?
 
Gue kadang juga bingung gimana caranya membagi waktu dengan benar, sampai-sampai harus ada yang gue relakan, harus ada yang gue tinggalkan, sampai-sampai gue diomelin salah satu koordinator divisi di salah satu acara karena lalai mengatur jadwal.

Gue nggak tahu ya, tapi kayaknya sudah menjadi kebiasaan gue buat memprokrastinasi segala bidang kegiatan, bahkan walaupun gue niat dengan kegiatan itu sekalipun.

Ini nggak baik, teman-teman. Alhasil, sekarang, banyak tugas gue yang numpuk dan gue nggak ngerti harus dari mana mulainya.Tugas gue kayak tanaman yang udah gue beli, tapi nggak pernah gue sentuh dan rawat.

Akhirnya, tanaman yang nggak pernah dikasih pupuk akan perlahan mati begitu saja.

Semua ini persis terjadi karena gue salah satu divisi penulis berita di media kampus. Di mana, gue selalu dapat desk yang menurut gue sulit. Namun, karena kesulitan yang terus menghantui, gue malah menunda-nunda pengerjaannya.

Gue tau ini nggak bagus, tapi gue juga nggak mau tahu dan gak peduli juga kalau beritanya nggak jadi-jadi.

Semua ini membuat gue selalu doubting myself karena emang ya-gimana. Gue nyatanya emang nggak mampu kerjain segala yang udah gue janjiin buat dikomit.

See? Gue nggak sebaik itu.

Ah. Semoga gue bisa berubah.

Sekian curhatnya,



Theniarti Ailin


No comments:

Post a Comment