Monday, June 17, 2013

Akibat dari BOSAN

Halo para pemuda-pemudia Indonesia!!!!! *jadi Soekarno*

Jadi, gini. Gue udah denger lo semua ngomong, "Ah, ini pasti post gak penting. Ah, ini gak penting. Gak penting gak penting!!!!!! Hikssss!!! Aku gak bisa move on! :'(" Dan yang gue yakini, kalimat terakhir pasti bener. *senyum senyum pahit*

Oke. Berhubung gue bener-bener parah bosennya gue mau curhat dulu.

Yang pertama, gak ada orang yang mention gue <- penting banget beneran.

Yang kedua, ini lebih kronis. Pada disconnect gue di omegle. <- parah banget pentingnya.

Yang ketiga, ini juga kronis. Gue gak bisa move on.

Tunggu.

APA HUBUNGANNYA HAH?

Yaudah, lupakan.

Sedikit bercerita, gue udah selesai ulum. Jadi, bisa dibilang gue udah lumayan bebas. Kenapa gue gak bilang bebas sepenuhnya? Oke, gue hanya ingin bilang kalo hidup itu gak bebas, bro :') Hidup itu banyak cobaannya bro. Kalo lo belom mati berarti lo belom bebas. Itu sih prinsip gue.

Oke, Jadi....

 INI KENAPA ADA FILOSOFI-FILOSOFI SEGALA, HAH? SIAPA YANG BAJAK BLOG GUE?!?!?!?!?!?!?!?!?!?

Aduh, konsentrasi cyinnnn. Konsentrasi. Tarik napas... Hembuskan. Tarik napas.... Kembuskan... Tarik napas... Lah, kok tidur?

Lupaiin aja yang di atas.

Singkatnya gini.Gue kebosenan, kalo gue bosen gue sering ngelamun. Kalo gue ngelamun, pikiran gue gak mungkin kosong. Jadi, gue berimanjinasi. Sumpah, gue berterimakasih kalo lu relaiin waktu buat baca nih cerita. Thankyou banget udah baca!! *cium tangan yg baca* *anggep aja beneran*  oke mari mulaiiiii!!!

  "THE SUN GOES DOWN!!!! THE STARS CAME OUT!!!!!", Eulene bernyanyi atau dengan kata lain, ia berteriak.

"Lene! Bisa diem gak? Gue mau makan, nih!", Ereone datang ke kamar Eulene sambil membuang bungkus chitatonya ke ranjang Eulene.

"APA HUBUNGANNYA, BEGO!", kata Eulene berteriak. Sangat menggelengar.

"Yah, adalah. Lu berisik banget sih, lagian.", Ereone menutup pintu. Ia kembali ke kamarnya dengan tenang.

1 menit kemudian.

"PRENG PRAK CUSSS!!!"

Eulene tahu percobaan kembaran laki-lakinya itu gagal lagi. Eulene tidak peduli. Ia pergi keluar dari rumah, berjalan perlahan. Tujuannya berjalan-jalan adalah hanya ingin membeli permen dan melihat seorang pria tampan yang selalu duduk termenung di warung bu Ke.

Tetapi, tidak seperti yang diperkirakan Eulene. Pria itu tidak ada. Ia mencari ke sekeliling kompleks. Tetap tidak ada. Eulene menundukan kepalanya, kemudian tersenyum. Ia berkata pada dirinya sendiri bahwa ia memang harus mencari yang lain untuk diuntit.

Ia mengangkat kembali kepalanya, berjalan pulang dengan senyum yang mengembang dan terukir di bibir kecil warna pinknya.

Sekolah. Hampir semua remaja membenci sekolah. Tentu saja termasuk Eulene. Ereone selalu menyukai sekolah, ia cinta mati dengan matematika dan fisika dan kimia dan pelajaran laiinnya. Tapi yang menjadi the special one Ereone adalah Fisika. Tau kenapa? Selain menurutnya gampang, di kelas fisika ada seseorang bernama Relaine. Ereone cinta mati dengannya. Bahkan, mungkin saat ia masih jadi embrio.

Eulene dan Ereone adalah seorang kembaran yang sangat aneh. Mereka mempunyai satu kesamaan. Hanya satu.

Mereka berdua suka sekali kentut di sembarang tempat, apalagi jika sedang bersama. Mereka sering kentut berbarengan. Dan setelah melakukannya, mereka akan melakukan tos bokong sambil mengibaskan rambut mereka.

Sifat mereka benar-benar bertolak belakang. Eulene berisik dan sangat bawel, percaya diri dan tidak tahu kalau ada kata 'malu' di dunia ini. Ereone lebih suka diam dan melakukan percobaan-percobaan anehnya. Walaupun belum ada sama sekali yang berhasil. Ereone juga suka puisi dan berbagai novel filosofi yang selalu dianggap aneh oleh Eulene.

"Woi, Lene!", seseorang yang berambut sebahu itu memanggilnya dari balik semak.
"Si... Siapa lo?", tanya Eulene.

"Gue!!! Yang ada di mimpi lo itu. REKLAIRE!!! Masa lo gak inget?"

"Hah? Emang pernah, ya? Kapan?", Eulene bengong.

"PERNAH! ADUH LO ILANG INGATAN APA GIMANA, SIH?", wanita itu mulai capek bicara dengan Eulene.

"Bentar, gue mau inget-inget dulu. Sabar, coy.", kata Eulene.

Ia ingat! Ia pernah bermimpi tentang wanita itu. Tapi bukan kemarin, itu ketika ia umur 10 tahun. Dan ketika ia umur 11 tahun, ia ingin mimpi itu menjadi kenyataan karena ia sedang disekap oleh pencuri.

"Oh, yeah. Gue ingat! Lo adalah cewek di mimpi gue. Tapi bukan kemarin! Itu enam tahun yang lalu! Dan gue bahkan lupa mimpinya.", kata Eulene sambil mengernyitkan dahi,ia berbohong. Ia ingat persis apa yang ada di mimpinya.

"Jangan nganggep itu aneh, Eulene. Itukan.."

Kata-kata wanita itu dipotong dengan bel masuk.

"Sorry, udah bell. Lo balik aja ke alam lo. Percuma lo dateng ke sini, Reklaire.", Eulene berkata sarkastik. Kemudian pergi begitu saja.

Namun Reklaire, wanita berambut biru sebahu tidak tinggal diam.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Kelas sudah selesai. Ereone pulang dengan Relaine. Jadi, Eulene harus pulang sendiri naik bus.

Ia duduk di halte, kemudian bunga yang paling disukaiinya sepannjang abad selama hidupnya, terbang melintasi wajahnya. Bunga edelweis.

Eulene mengejar bunga itu. Ia tidak peduli kalau bus yang ditumpanginya sudah datang.

Eulene akhirnya menyerah. Namun akhirnya, bunga itu jatuh begitu saja ke tanah. Eulene mengambilnya, ia tersandung oleh sebuah batu. Dengan sukses, ia jatuh dan melihat ke tanah. Aneh sekali! Bagaimana bisa tanah itu memantulkan bayangan Eulene di tanah?

Sesudah berkaget-ria karena tanah itu, Eulene duduk di tanah untuk istirahat. Bunga edelweis itu terjatuh di sebuah pekarangan bertanah basah. Eulene memperhatikan bunga edelweisnya. Kemudian, ia mulai memperhatikan sekelilingnya. Kemudian, melihat lagi bunga edelweisnya, kemudian melihat sekelilingnya. Kemudian ia mulai sadar dimana ia sekarang. Di gunung Mahameru.

"HAH? GUE LARINYA SEJAUH APA BISA NYAMPE SINI!?!?", Eulene bertanya dengan keras dan tersentak.

"Halo," bunga edelweis itu menyapa Eulene.
"HAH!?", Eulene melemparnya.
"Ini gue. Ereone. Gue kesekap di sini tau, gak. Gara-gara lo. Dan mimpi bodoh lo.", kata bunga edelweis itu. Sebut saja bunga itu Ereone.
"Terus kenapa lo harus gue kejar? Kalo lo ngaku dari awal, kita gak bakal kesekap di gunung Mahameru yang gedenya kayak perut buncit lo.", kata Eulene asal-asalan.
"Perut gue gak buncit. Mata lu lagi jalan kemana, ya?" Ereone menjawab.

Eulene tidak menjawab pertanyaan ambigu dari Ereone. Hening. Hanya hembusan angin yang sesekali mencolek kulit mereka.

Ereone memecah keheningan, dan berkata, "Lene, lo mau kita kesekap di sini terus? Ini aneh, lho. Gue rasa ini bukan Mahameru. Masa masih sore gini, gak ada pendaki?"

Eulene tidak peduli.

Ereone melanjutkan ocehannya, "Lene, coba lo ceritaiin isi mimpi lo."

Eulene menengok dan sempat kaget. Reaksinya memang agak lebay. (Biar ngebayanginnya kayak di sinetron gitu.)

"Ceritanya gue sama Reklaire, orang rambut biru yang nyekap lo di edelweis itu temenan deket. Karena mimpi itu gue dapet pas umur 10 tahun, di mimpi itu gue lagi main boneka. Lebih tepatnya, kita main bunuh-bunuhan boneka. Pakai pisau beneran. Tau-tau, dari boneka itu keluar darah. Nah tiap tetes darahnya ngasilin seorang tentara yang lagi ngejar buronan. Lu bisa byangin berapa banyak? Dan salah satu tentara itu bilang, buronannya gue sama si Reklaire. Cuma sampe situu sih mimpinya."

"Terus? Gak mungkin cuma itu.", Ereone merespon.

"Oke, dan di umr 11 tahun, gue minta mimpi itu jadi kenyataan. Lo inget? Gue pernah disekap pencuri? Gue pengen mimpi itu jadi kenyataan karena gue berharap, siapa tahu tentara itu bisa ngebunuh pencuri gue dan mungkin buronan se-Indonesia yang sulit dicari. Terus, sekarang, Reklaire tiba-tiba dateng.", Eulene mengoceh panjang lebar tapi Ereone mengerti maksudnya apa.

Ereone berubah jadi Manusia lagi. Tiba-tiba, Reklaire muncul lagi dari balik semak-semak. (Kenapa dia demen banget di semak-semak? Gak takut ada laba-laba atau lintah?)

"Itu sebabnya Eulene. Lo gak tau, ya? Waktu itu mimpi lo bener-ener jadi kenyataan! Tentara-tentara itu masuk ke dunia nyata. Tapi, ternyata tentaranya cuma hologram. Mereka malah secara gak langsung ngebebasin pencuri lo dari penjara. Dan sekarang tentara itu bangkit lagi, gara-gara ada anak umur 11 tahun main bunuh-bunuhan boneka di dunia mimpi.", Reklaire menjelaskan dan kedua kembar itu mendengarkannnya dengan seksama.

"Mereka kan cuma hologram, lo tau cara matiin program dari hologram itu?", tanya Ereone.

"Enggak. Tapi, gue rasa tempat buat matiin program tentaranya ada di sini.", jelas Reklaire

Ereone dan Reklaire terus menelusuri tempat ini. Tapi, Eulene malah lebih curiga dengan bunga edelweis tadi. Ia memperhatikannya dengan saksama. Ha! Sebuah tombol berukuran semut ia temukan di mahkota bunga edelweis itu.

Ia tidak memberi tahu Ereone dan Reklaire. Ia menekannya. Reklaire seketika menghilang, Ereone dan Eulene kembali ke halte tempat mereka menunggu bus. Ereone lupa apa yang terjadi sebelumnya. Begitu juga Eulene, semua kembali normal.

Sementara di dunia mimpi, Reklaire tersenyum puas. Sekarang boneka-boneka yang dipakai untuk bermain itu, dibuangnya ke dumbest place ever. Sebuah tempat pembuangan untuk sampah yang sudah terbuang dari yang paling terbuang di dunia Reklaire.

tamat.

N.B: Endingnya agak gaje dan terburu-buru. Jadi, sorry. THANKYOU banget yang udah luangin waktu buat baca.

No comments:

Post a Comment